Linux, OSS yang terbukti murah tetapi tidak murahan

7c

26 September, 2009


Awalnya, waktu saya belum terlalu mengenal komputer, saya berfikir kalau sistem operasi Windows merupakan sistem operasi wajib yang harus di Installkan di komputer. Begitu pula dengan sepupu-sepupunya seperti Microsoft Office. Karena waktu itu saya membeli komputer desktop dan dilengkapi dengan OS Windows beserta paket aplikasi perkantoran, Microsoft Office. Hal yang serupa juga terjadi di komputer di sekolah saya yang pada waktu itu masih menggunakan sistem operasi Windows XP.

Pertama Kali Mengenal Linux


Linux, Apaan tuh? kata tersebut pertama kali terucap saat saya menduduki bangku kuliah. Karena kecintaan saya terhadap dunia komputer maka saya mengambil prodi Teknik Informatika. Disinilah pertama kali saya mengenal linux. Jika kita mengenal Linux, maka kita juga tidak terlepas dengan istilah OSS (Open Source Software), Free Software, HaKI, dan sebagainya.

Pengenalan Linux
Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita mengenal Linux terlebih dahulu. Yang belum tahu apa itu linux, saya akan sedikit mengupas tentang Linux. Menurut id.wikipedia.org, Linux adalah nama yang diberikan kepada sistem operasi komputer bertipe Unix. Di Windows kita mengenal banyak versi, seperti Windows 98, Windows ME, Windows 2000, Windows XP, dsb. Tetapi di Linux kita mengenal yang namanya distro Linux. Distro Linux (Distribusi Linux) adalah sebutan untuk sistem operasi komputer dan aplikasinya. Jadi Distro Linux merupakan alternatif penggunaan sistem operasi lain selain sistem operasi Windows.

Linux Juga OSS dan Free Software
Jika berbicara tentang Linux, kita tidak bisa lepas dari OSS yang dimilikinya. Biasanya OSS juga disama artikan dengan kata Free Software. OSS (Open Source Software) dan Free Software secara harfiahnya memiliki arti yang sama, yaitu “Gratis”. Keduanya dapat digunakan dan didistribusikan kembali secara bebas oleh siapapun. Perbedaannya terletak pada kode sumber OSS yang memungkinkan kita dapat memodifikasi software tersebut. Linux juga merupakan sistem operasi open source yang memiliki Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public License atau GNU GPL) yang merupakan perangkat lunak bebas, bebas didistribusikan tanpa biaya dan tanpa tersandung HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual). Bahkan memungkinkan kita mengotak-atik kode tersebut (bagi yang bisa).

Linux yang Aneh
Mengapa saya berkata demikian? Ketika kita susah payah membuat program kemudian kita menggratiskannya kepada seluruh orang, malah source code nya juga disertakan untuk didistribusikan dan dikembangkan, apa itu aneh? Linus Torvald, Richard Stallman, dan orang-orang pendiri atau pengusung open source juga sangat aneh. Apa mereka tidak mau seperti Bill Gates yang kaya raya dengan menjual hasil karyanya, sistem operasi Windows atau seperti Steve Jobs yang mempopulerkan Macintosh dengan harga sangat mahal?
Saya terkesan dengan kata-kata Richard Stallman tentang hak paten yang mengatakan bahwa “Source code adalah algoritma matematika, dan tidak sepantasnya untuk dipatenkan”. Kata-kata beliau sangatlah menggungah hati saya dan membuat saya berfikir kalau mereka bukan orang yang gila dengan tidak menjual hasil pemikirannya melainkan mereka adalah orang-orang yang peduli terhadap kemajuan dan perkembangan dunia teknologi.

Mengapa Mesti Linux?
Pertanyaan tersebut mempunyai jawaban yang sangat panjang tetapi saya akan meringkasnya. Saya berharap para pembaca tidak akan bosan membacanya sampai akhir. Dijamin para pembaca tidak akan menyesal. :)

Linux itu Hemat (Aman dari Kantong Kering)
Ketika kita membeli komputer desktop atau laptop, biasanya sudah disertakan dan terinstall dengan sistem operasi yang rata-rata menggunakan Sistem Operasi Windows yang sudah dibeli lisensi komersialnya sehinga kita tidak akan tersandung lagi dengan HaKI. Tapi coba bandingkan harganya dengan komputer yang tidak disertakan dengan sistem operasi. Bandingkan perbedaan harganya., berkisar antara 1 juta sampai 2 juta. Bagi orang yang sederhana seperti saya, jumlah nominal tersebut sangatlah besar.
Lalu bagaimana cara mengoperasikan komputer jika tidak terinstall dengan sistem operasi? Apakah kita akan memaksakan diri untuk memakai sistem operasi Windows bajakan sehingga harus melanggar HaKI? Apakah kita harus “mencuri” sistem operasi komersil? Jawabannya tidak. Linux merupakan sistem operasi alternatif yang hemat bahkan gratis! Kita tidak perlu mengeluarkan uang sampai berjuta-juta untuk membeli lisensi sistem operasi komersil. Kita hanya mengeluarkan uang untuk membeli keping CD/DVD distro linux dengan harga sekitar Rp.10.000. Hanya sepuluh ribu ribu rupiah . Bandingkan dengan sistem operasi komersil yang harganya sekitar satu juta. 10.000:1.000.000 = 1:100 !!!
Disisi lain dalam berwirausaha warnet, kita harus menggunakan prinsip ekonomi, yakni mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya. Sifat sistem operasi komersil, khususnya Windows yang sekali beli lisensi hanya digunakan untuk satu PC. Bayangkan jika dalam satu warnet terdapat 20 PC. Bisakah kita membeli lisensi sebanyak 20 PC (asumsikan satu lisensi seharga Rp.1.000.000. 20 PC = Rp.20.000.000)? Ini tentunya tidak sesuai lagi dengan prinsip ekonomi. Bukan membuat kita semakin untung, malah membuat kita semakin rugi.

Linux itu Jujur (Aman karena sifat keterbukaannya, Open Source)
Linux yang mempunyai sifat open source membuat kita dapat mengetahui apa-apa saja yang “diperbuat” Linux dalam menjalankan komputer. Sehingga pengguna tidak bisa dibohongi.

Linux itu Bebas dari Virus (Aman dari serangan virus)
Berdasarkan hasil survey di salah satu majalah linux di negeri ini mengatakan bahwa 93% sistem operasi desktop dikuasai oleh Windows, 6% untuk Linux, sisanya untuk sistem operasi Macintosh dan BSD. Karena banyaknya penduduk Indonesia yang menggunakan sistem operasi Windows maka pembuat virus berlomba-lomba menciptakan virus untuk disebar di Windows. Mereka juga menciptakan antivirus untuk virusnya agar nantinya jika pengguna Windows terserang virus yang mereka buat, maka si pembuat virus ini menjalankan aksinya untuk menjual antivirus buatannya. Ini merupakan hal yang menguntungkan bagi si pembuat virus. Dan antivirus tersebut tidaklah gratis. Memang ada antivirus yang gratis. Tapi ingat, keamanan data di komputer kita lebih penting. Virus bisa saja menghapus data penting sebelum antivirus bekerja. Karena cuma 6% pengguna Linux, maka pembuat virus merasa dirugikan jika membuat virus untuk sistem operasi ini. Mungkin karena sifatnya yang open source sehingga virus mudah terdeteksi. Tapi yang membuat saya heran yaitu sistem operasi Macintosh yang hanya menguasai 1% komputer desktop di Indonesia pernah terserang virus worm. Selang waktu kemudian, tiba-tiba saya tersenyum sendiri melihat beberapa pembuat virus raksasa di Dunia yang dulunya hanya mendukung sistem operasi Windows, sekarang berlomba-lomba untuk membuat Antivirus platform Macintosh. Walau persentase masuknya virus ke sistem operasi Linux hanya 0,01%, hebatnya, Linux tetap menyediakan antivirus untuk berjaga-jaga siapa tahu tiba-tiba ada virus untuk Linux. Lebih baik mencegah daripada mengobati kan?

Proteksi yang baik (Aman dari gangguan orang yang ingin mencuri data)
Contoh kecil keamanan yang dimiliki Linux adalah ketika pengguna komputer ingin membuat dua akun yang berbeda dalam menjalankan sistem operasi. Ketika akun yang pertama aktif, maka secara otomatis semua data dan dokumen dari akun kedua tidak terlihat di file manager akun pertama. Begitu pula sebaliknya. Hal ini berbeda dengan sistem operasi Windows. Jika akun pertama dalam Windows aktif, kita masih bisa mengintip, menyalin, bahkan menghapus data akun kedua. Hal ini tentu merugikan apalagi jika kita menyimpan data rahasia di salah satu akun.

Linux itu Autodetect
Ketika kita dihadapkan pada masalah driver hardware, sistem operasi Linux mungkin merupakan pemecahan masalahnya. Tidak usah khawatir jika kita tidak memiliki CD/DVD driver komputer. Kebanyakan Linux secara otomatis akan mendeteksi segala peripheral hardware yang terkoneksi di Komputer. Salah satu contoh ketika saya tidak menemukan driver scanner untuk Windows. Saya sepertinya putus asa. Tetapi dengan menggunakan linux, driver scanner saya otomatis terdeteksi. Alhasil, saya bisa menggunakan scanner saya lagi.

Linux itu Menyenangkan
Semua orang yang baru melihat dan mengenal linux pasti berfikir Linux itu susah dan tidak menyenangkan. Apalagi ketika mereka yang baru mengenal linux dihadapkan pada command line. Tetapi dibalik kerumitan itu terdapat beberapa hal yang menyenangkan dan membuat orang yang dulunya alergi dengan Linux malah mereka bisa tidak bisa lepas dari sistem operasi ini. Sebut saja efek compiz fussion, yang memiliki keanekaragaman dekstop 3D, animasi minimize dan maximize sebuah window, efek percikan air, efek melukis desktop dengan efek api, efek jelly window, dsb. Semua efek tersebut bahkan dapat dijalankan serentak tanpa mengganggu aktivitas kita dalam menggunakan komputer. Intinya, pengguna Linux sangat dimanjakan bukan hanya command line-nya yang hebat tetapi tampilan desktopnya juga yang luar biasa. Apalagi kebanyakan distro Linux telah dilengkapi dengan berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga mudah dipelajari pengoperasiannya terutama bagi pemula.


salah satu contoh animasi dari ubuntu
(http://kamaruddin.jajanmedan.com)


salah satu bentuk compiz fusion dari Mandriva spring
(http://muhdzamri.blogspot.com)


Sinkronisasi penggabungan command line dengan GUI (Graphic User Interface) di Linux sangatlah baik. Sedangkan sinkronisasi command line dan GUI di Windows serasa berjalan sendiri-sendiri. Apalagi menurut bapak Budi Raharjo, kontriubutor opini di salah satu majalah Linux di Indonesia, GUI tidak selalu otomatis menjadi lebih mudah dari command line. Sehingga kesinkronisasian command line dengan GUI sangatlah penting, terutama bagi kalangan IT.

Migrasi ke Linux
Berikut ini adalah saran jika seseorang yang ingin bermigrasi ke Linux. Saya sangat anjurkan untuk mengikuti saran tersebut kepada seluruh orang pengguna komputer terutama orang memakai sistem operasi “bajakan” dan orang yang tidak mampu untuk membeli lisensi sistem operasi komersil.
  • Cicipi Linux sebelum digunakan. Setidaknya kita harus mempunyai distro linux yang Live CD/DVD. Inilah keunggulan linux juga, dapat dijalankan dalam media kepingan CD. Belajar dulu untuk menyentuh Linux dan memakai aplikasi-aplikasi pendukungnya. Dengan demikian ketika ada kesalahan user dalam menggunakan Linux tidak menjadi beban karena Linux digunakan di media CD/DVD.
  • Jangan sampai salah pilih distro. Sempat saya berfikir kalau semua distro linux itu gratis. Linux memang gratis, tetapi distro linux belum tentu semuanya gratis. Ada beberapa distro linux yang memiliki lisensi komersial yang harus dibeli sebelum digunakan. Distro versi komersial biasanya didalamnya sudah ada program-program komersial yang dimasukkan, sehingga media instalasinya tidak boleh di copy lalu diperjual belikan.
  • Distro berbayar yang saya ketahui diantaranya; Mandriva Powerpack edition, Redhat Enterprise, Xandros versi terbaru,LinuxXP, Untuk distro komersial lainnya, silahkan cek di www.distrowatch.com
  • Bergabunglah di komunitas Linux. Bergabunglah di komunitas Linux yang ada di Indonesia dan di Mancanegara. Baik melalui jejaring sosial ataupun melalui forum. Sehingga ketika kita kesulitan dalam pengoperasian linux, kita mempunyai tempat untuk bertanya tentang distro linux yang kita gunakan. Sebenarnya apa lagi yang kurang dengan linux. Lisensinya gratis, hemat, bebas dari virus, memanjakan pengguna dengan tampilan efek desktop yang memukau, kompatibilitas yang tinggi terhadap hardware, terbebas dari pelanggaran HaKI, dsb. Biasanya, kendala seseorang menggunakan Linux adalah belum tersedianya permainan yang menarik serta program aplikasi terbaru yang biasanya hanya terdapat pada platform windows. Tetapi itu bukan alasan yang kuat untuk melanggar HaKI kan?

Jangan takut jika aplikasi vital seperti aplikasi perkantoran tidak terdapat dalam linux. Tersedia OpenOffice.org yang sifatnya OSS (Open Source Software) sehingga kita tidak usah lagi mengeluarkan uang untuk membeli lisensinya. Jika seseorang yang gemar mengedit foto, tersedia Gimp sebagai alternatif pengganti Adobe Photoshop. Dan masih banyak lagi OSS Linux sebagai alternatif pengganti aplikasi komersial. Jadi ketidakmampuan dalam membeli software bukan lagi penghalang bagi pengguna komputer. Tanpa melanggar UUD HaKI yang telah berlaku di Indonesia, kita tetap dapat berkarya dan berkembang dalam dunia IT dikarenakan kebanyakan aplikasi pendukung Linux yang sifatnya open source.

Dengan demikian, OSS dan Linux terbukti Murah (bahkan gratis) tetapi Tidak Murahan sehingga menjadikannya solusi yang aman digunakan bagi semua kalangan pengguna komputer baik pengguna desktop ataupun pengguna server tanpa takut akan tersandung HaKI. Serta, jangan frustasi jika merasa Linux itu susah. Semuanya hanya butuh waktu. Dan ketika waktu itu telah tiba, maka Linux akan terasa sangat menyenangkan dan membuat kita tidak akan menyesal menggunakan sistem operasi yang berbasis open source.

7 komentar:

  1. OK. berita yang sangat lengkap... Jatuh hati kepada linux, sampe2 pake 2 SO distro linux semuanya!!! Bravo Linux!!!

  2. Waduh, salah beli nih.. Saya pakai Mandriva Powerpack. Berarti Bajakan dong... Apalagi beli di CD bajakan... (hu..hu..)

  3. Wets, infox bgus bgt, tingkatkn bro n klu bisa ajarka juga nach
    hehehehehehe

  4. terima kasih bro...

    kita sama-sama belajar saja..

  5. Hai, salam kenal, artikel anda ada di

    sini

    ayo gabung bersama kami dan promosikan artikel anda ke semua pembaca. Terimakasih ^_^

  6. ada ketakutan dalam diri neh, udah biasa pakai windows..tapi infonya sangat2 menarik, pengen coba pakai linux..beli CD/DVD buat belajar dimana ya bro?

  7. wow..mantabz...Go Open Source mas...

Posting Komentar

Komentar Anda sangat mendukung kemajuan blog ini :-)

Arief Info © 2008 Blog Design by Randomness